Hari Pertama Saya di Kelas 8 Saat Sedang Quarantine
Hari pertama saya saat baru naik kelas 8 tahun ini sangat berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Maksud saya, saya membayangkannya dapat bertemu dengan adik kelas 7 saya yang baru dan dapat bertemu dengan banyak teman baru di kelas baru saya. Tetapi, karena realitas kondisi di dunia sekarang sebab virus covid-19 yang baru saja muncul dan langsung mengubah dunia secara drastis, tentu saja banyak sekolah di seluruh dunia langsung mengubah sistemnya untuk sementara supaya murid-murid tidak perlu pergi ke sekolah yang sekarang cukup bahaya dan bisa tetap aman di rumah saja supaya tidak ketularan virus tersebut. Tentu pengubahan sistem sekolah juga diterapkan di sekolah saya sehingga murid-murid terpaksa menjalani sekolah dari rumah masing-masing untuk sementara secara virtual atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Saat baru saja diumumkan bahwa sistem ini akan diterapkan di sekolah saya juga, tentu saya sedikit terkejut dan bingung. Sepertinya bukan hanya saya yang bingung tentang ini, banyak murid-murid dan bahkan orangtua juga masih belum memahami sepenuhnya saat baru saja mendengar informasi ini karena mereka semua terkejut dan sistem seperti ini juga belum pernah diterapkan di sekolah mana pun jadi sistem seperti ini sangat baru dan berbeda.
Pengalaman saya saat pertama kali masuk sekolah lagi setelah 1 bulan libur pada tahun ini tidak normal dan cukup berbeda dengan pengalaman-pengalamanku saat naik kelas sebelumnya. Cara saya masuk sekolahnya pun berbeda, karena saya saja tidak benar-benar masuk ke gedung sekolah untuk mulai belajar lagi, tapi yang saya lakukan hanya lah menghidupkan laptop saya dan bertemu dengan teman-teman sekelas serta guru melalui video call, yaitu berkomunikasi dengan menelepon sambil merekam wajah. Yang saya gunakan untuk video call ini adalah sebuah aplikasi yang bisa diunggah di laptop atau di telepon genggam yang bernama Zoom. Sepertinya hampir semua sekolah di Indonesia dan bahkan di luar negeri juga terus menggunakan aplikasi Zoom ini untuk bertemu dan berdiskusi dari jarak jauh secara bersamaan dengan banyak orang. Sepertinya banyak orang menggunakan aplikasi Zoom karena kemampuan aplikasi tersebut yang digunakan untuk video call dengan banyak orang secara bersamaan. Dan sepertinya yang bisa bertemu dan berada di satu ruangan menggunakan Zoom bisa hingga ratusan orang sekaligus, maka tidak heran kalau banyak guru menggunakan aplikasi ini untuk berbicara dan mengajar murid-murid sperti di dalam kelas.
Jadi yang saya lakukan untuk masuk sekolah hanya memakai seragam, duduk di kursi meja belajar saya, menyalakan laptop saya, dan masuk ke ruangan kelas saya menggunakan Zoom dimana semua teman sekelas saya serta gurunya sudah hadir. Sebenarnya, hal pertama yang saya menyadari saat baru masuk kelas selain sistem yang baru ini adalah bahwa semua teman sekelas saya tetap sama dengan teman sekelas aya saat kelas 7. Sepertinya supaya tidak membingungkan guru saat mengajar menggunakan aplikasi zoom ini, disengajai agar murid-muridnya tetap sama dan tidak berubah dari kelas 7. Iya jadi itulah hari pertama saya di kelas 8, tentu sangat beda dengan apa yang saya bayangkan. Sepertinya awalnya ini adalah salah satu pengalaman paling membingungkan dan aneh di hidup saya, tapi lama-kelamaan nanti saat di kelas 8 tentu akan menjadi terbiasa.
Jujur, pada awalnya ide bersekolah dari rumah tentu kedengerannya sangat enak dan nikmat, karena kita tidak perlu cape-cape berangkat ke sekolah. Yang kita perlu lakukan setelah siap-siap sekolah seperti makan dan mandi tinggal menyalakan laptop dan duduk di kamar saya sambil mendengarkan guru mengajar dari rumah. Tentu pada awalnya saya terlalu nikmat dengan sistem ini dan sepertinya saya sangat menyukainya seperti ini sekolahnya, tapi lama kelamaan tentu saya akan bosan dan ingin keluar lagi, bahkan ke sekolah lagi seperti normal lagi saya akan menginginkannya. Tapi itu masih nanti dan sudah terlalu kejauhan, karena saya masih ingin menceritakan tentang hari pertama saya.
Jadi saya sudah di dalam ruangan Zoom nya bersama teman sekelasku yang lain dan kita semua hanya duduk disitu sambil menunggu gurunya datang ke ruangan video call nya untuk mengajar. Jujur lagi, saya saat itu agak gugup juga walaupun yang perlu saya lakukan hanya seperti menonton gurunya dari laptop saya di kamar saya. Sebenarnya saya hanya gugup karena saya masih belum terbiasa dengan sistem tersebut menggunakan Zoom untuk belajar dengan cara video call, saya bahkan masih perlu ditolong saat itu untuk masuk ke Zoom nya dan cara menggunakannya karena saya masih baru menggunakan aplikasi tersebut dan saya bahkan sampai takut kalau microphonenya tidak sengaja nyala dan saya masih kedengeran suaranya saat sedang berbicara dengan orangtua.
Oh iya! Mohon maaf saya baru ingat kalau ini sebenarnya bukan pengalaman pertama saya menggunakan zoom di laptop saya untuk video call dengan sekolah dan kelas. Sebenarnya saat kelas 7 saya juga pernah menggunakan Zoom untuk nelajar dan saya menggunakannya juga saat seperti mengerjakan UAS. Mohon maaf saya baru ingat dan saya hanya ingin memberitahu itu saja, tapi yang tadi saya bilang saya alami memang benar saat pertama kali menggunakannya saat di kelas 7, jadi itu masih tetap benar. Mohon maaf kalau saya agak keluar topik sekarang, sekarang saya akan melanjutkan cerita saya tadi dan juga yang tadi saya ceritakan tentang hari pertama di kelas 8 benar kecuali bahwa saya saat itu pertama kali menggunakan Zoom saja.
Saya saat itu walaupun sudah dari rumah masih tetap gugup dan malu, jadi saya selama menunggu tidak bisa tenang dan berduduk serapih mungkin saya bisa di kursiku. Namun saat gurunya baru saja masuk, saya sebenarnya dapat lebih fokus saat memperhatikan dan mendengarkan gurunya daripada yang mungkin saya bisa saat sedang bersekolah di gedung sekolah tersebut. Tentu hal pertama yang dibahas oleh gurunya adalah menjelaskan tentang sistem baru ini secara lebih rinci supaya murid dapat lebih mengerti dengan situasi ini dan cara melalui setiap jam pelajarannya dengan baik. Setelah guru tersebut selesai menjelaskan sistemnya ada waktu istirahat sebentar seperti di sekolah biasa. Dan ini juga salah satu perbedaan di kelas 8, yaitu bahwa jadwal dan waktu belajarnya sudah sama lagi seperti sekolah biasa dan bahkan ada istirahat juga. Berbeda dengan kelas 7 saat menggunakan Zoom pertama kalinya di sekolah yaitu jadwal jam belajarnya agak berantakan dan belum teratur. Sepertinya sudah dibahas lagi secara lebih dalam untuk kelas 8 ini.
Setelah waktu istirahat selesai, mulailah jam pelajaran selanjutnya dan setelah itu istirahat lagi dan setelah itu jam belajar terakhir dan akhirnya setelah itu waktunya sekolah selesai, tapi dalam kasus ini waktu sekolah selesai bukan waktunya murid-murid keluar sekolah untuk dijemput dan pulang ke rumah, tapi sepertinya waktu untuk keluar dari aplikasi Zoom dan mematikan laptop masing-masing saja. Sepertinya juga kalau waktu istirahatnya saat selesai suatu pelajaran hanya untuk mengistirahatkan mata supaya tidak terlalu lelah setelah melihat layar laptop kelamaan seharian supaya tetap sehat, karena itu mungkin tidak terlalu lama, tapi sih masih tetap lama biasanya.
Menurut saya belajar seperti ini masih kurang bagus kalau dibandingkan dengan belajar di sekolah, karena tentu murid-murid kalau belajar dari rumah tidak bisa terlalu fokus sepetri belajar di sekolah. Ditambah lagi bahwa kamera setiap meurid pasti terbatas. Walaupun setiap murid disuru menyalakan kamera masing-masing supaya bisa dilihat kalau mereka memerhatikan atau tidak, tetap saja yang bisa dilihat oleh gurunya sangat terbatas, apalagi kalau banyak murid yang sedang diajar. Mungkin saja murid-muridnya sedang main game atau melakukan sesuatu dan tidak memperhatikan gurunya saat sedang mengajar. Kalau di sekolah hal seperti ini masih dapat dikontrol oleh gurunya sehingga kalau ada saja murid yang sedang mengobrol akan kelihatan.
Tapi saya tahu bahwa guru-gurunya sedang berusaha sangat kersan supaya murid-muridnya dapat belajar secara lebih efektif walau dari jarak jauh. Cara gurunya mengajar dan jadwal pelajarannya sekarang sudah jauh lebih bagus dan rapi daripada saat pertama kali menggunakan Zoom untuk belajar saat kelas 7. Saya bisa lihat bahwa guru-grurunya sedang melakukan sebisa mereka supaya belajarnya bisa lebih efektif dan setiap anak juga tetap sehat. Maka memang peran saya dan murid yang lain sebagai murid dan untuk memperhatikan guru saat sedang megajar. Memang efek dari belajar seperti ini tergantung pada setiap murid dan apakah mereka memang mau belajar atau tidak.
Maka saya ingin berterima kasih kepada Bapak dan Ibu guru yang sudah berjuang dalam pandemi ini untuk bisa mengajar kita murid dengan lebih baik. Dan maafkan kami jika kita tidak memperhatikan saat sedang mengajar.
Itu saja dari blog saya tentang pengalaman saya saat baru pertama kali masuk kelas 8 saat sedang quarantine. Terima kasih untuk membacanya, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ceriat yg sangat berkesan dan semoga wabah Corona segera berlalu sehingga kita bisa belajar bersama di sekolah lagi
ReplyDeleteAmin.. terima kasih pak
Delete